Jumat, 25 November 2011

Potensi ICT dalam Pengembangan UKM


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti ampuh menggerakkan roda perekonomian sebuah negara serta membuka lebih banyak lapangan kerja sebagai solusi masalah pengangguran. Di Indonesia sendiri UKM terbukti kuat bertahan dari serangan krisis global yang melanda dunia pada akhir 2009. UKM juga ditengarai mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto nasional sebesar 54 persen dengan nilai Compounded Annual Growth Rate (CAGR) 12.83% pada tahun ini. Banyak analis juga meyakini dengan dukungan solusi ICT (Information and Communication Technology) yang tepat, nilai bisnis di level small medium enterprise (SME) ini akan meningkat 10.9% menjadi Rp 12.87 triliun pada 2011. Sektor tertinggi investasi yang dilakukan kalangan UKM adalah pada bidang jasa (57%), perdagangan (20%), dan manufaktur sebesar (23%).
Dalam era globalisasi saat ini peran Information and Communication
Technology (ICT) sebagai sarana pendukung pengembangan usaha saat ini tidak lagi diragukan. Banyak pelaku usaha telah menggunakan ICT untuk melakukan ekspansi usahanya karena ICT telah membuat segala aktivitas terkait dengan usaha semakin mudah dilakukan dengan ekstra cepat. Seperti aktivitas komunikasi yang dulu dilakukan secara tradisional dengan pos, kini dilakukan melalui e -mail yang dalam hitungan detik informasi sampai pada klien atau pelanggan. Masih banyak aktifitas usaha yang terdukung oleh adanya ICT ini, khususnya promosi usaha yang dilakukan di internet atau bahkan transaksi jual beli yang sering dikenal dengan e–business.
Pemanfaatan ICT yang tepat akan sangat membantu para pelaku UKM di sektor SME untuk mengembangkan bisnis di masa depan. Perluasan program pemasaran lintas geografis melalui internet, kepraktisan pengelolaan data dan sistem informasi lintas cabang, kemudahan komunikasi antar pelaku atau antar komunitas serta lain sebagainya adalah beberapa manfaat yang ditawarkan oleh ICT.
Masalahnya, tidak semua pelaku bisnis UKM di Indonesia aware dengan teknologi. Kalaupun ada yang “melek” ICT masih tersimpan kekhawatiran dalam diri mereka, seperti belum tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk membeli, memelihara serta mengamankan sistem informasi mereka sendiri. Investasi besar inilah yang masih menjadi momok bagi sebagian besar pelaku UKM untuk mau mengaplikasikan Teknologi Informasi bagi pengembangan bisnisnya.
Teknologi Informasi yang dibutuhkan oleh UKM tidak saja yang berhubungan dengan produksi atau pemberian jasa, tetapi juga dalam operasional perusahaan sehari-hari. Perkembangan dunia teknologi sangat cepat, apabila kita tidak mampu mengikutinya maka perusahaan akan sangat jauh ketinggalan. Melakukan segala sesuatunya secara manual akan sangat merepotkan bagi pengusaha dan akan menghambat proses produksi serta pemasaran perusahaan. Apabila perusahaan kita memang tidak bisa membeli perangkat teknologi, termasuk software, saat ini banyak yang menyediakan software free access. Beberapa dapat diakses di internet dan bisa di download dengan mudah untuk kemudian diaplikasikan pada operasional usaha.
Ada juga solusi baru yang di kenal dengan istilah Cloud Computing, yang memungkinkan pelaku usaha untuk menyewa jasa ICT tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk infrastruktur, pengelolaan, platform maupun aplikasi IT services lainnya. Resiko investasi teknologi dapat ditransfer ke pihak ke-tiga, yaitu penyedia jasa di Cloud Computing, sehingga anda tidak perlu lagi memusingkan masalah teknologi yang kadaluwarsa sebelum Return on Investment (ROI) tercapai. Beberapa provider di Indonesia yang menawarkan layanan ini adalah Telkom, Lintasarta, Datacraft dan beberapa lagi lainnya.
Seberapa mahal layanan ini? Untuk skala bisnis, layanan cloud computing terbilang cukup murah karena layanan ini menggunakan mekanisme economies of scale. Semakin banyak yang ikut menggunakan, semakin baik. Telkom, misalnya, dengan Rp 4-5 juta per bulan para pelaku UKM sudah dapat menikmati layanan yang mereka tawarkan meliputi Infrastructure as a Service (IAAS), Platform as a Service (PAAS), hinggaSoftware as a Service (SAAS).
Sebagai gambaran, beberapa contoh aplikasi cloud computing berbasis PAAS di antaranya adalah e-UKM, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi untuk pengelolaan koperasi, pendidikan dan lainnya.
Lalu bagaimana dengan jenis usaha kecil yang dirasa masih berat jika harus membelanjakan Rp 4-5jt per bulanya untuk belanja IT? Tentu ini tergantung kreatifitas; bila anda kreatif dan inovatif anda akan mampu memanfaatkan kesaktian teknologi informasi dan komunikasi dengan biaya seminimal mungkin. Jika anda belum mampu menyewa jasa cloud computing service, anda masih bisa memanfaatkan berbagai layanan gratis di internet untuk mendukung pengembangan bisnis anda ke depan. Web 2.0 menyediakan berbagai macam pilihan bagi pemasaran dan brand awareness produk anda, mulai dari website, blog, social media seperti facebook dan twitter hingga memasang iklan produk anda melalui google adwords.
Solusi teknologi bagi pengembangan UKM sudah tersedia, potensi dan peluang juga menunggu untuk dipetik. Tinggal kita sendiri mau bergerak atau tidak, mengembangkan usaha yang kita miliki agar menjadi lebih besar dan bermanfaat bagi banyak orang. Edukasi dan sosialisai tentang pemanfaatan ICT juga harus terus dilakukan pemerintah, provider serta semua pihak yang concerned dengan pengembangan UKM di Indonesia. Para penyedia layanan cloud computing bagi UKM juga memiliki pekerjaan rumah untuk dapat menghadirkan layanan yang berkualitas serta secure melindungi data-data pelanggannya.
Seperti yang dijabarkan di atas, ICT pada UKM memiliki banyak pengaruh positif karena dapat menikmati berbagai keuntungan dari implementasi ICT. UKM dapat berkomunikasi secara cepat, meningkatkan produktifitas, membangun peluang bisnis baru, dan mereka juga dapat terhubung ke jaringan global. UKM dapat menggunakan website dan e-mail untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jaringan pelanggan. ICT juga dapat membantu UKM dalam penghematan pengeluaran biaya. Namun sebaliknya, ICT juga dapat berpengaruh negatif; UKM yang belum menggunakan TIK akan sulit bersaing secara efektif.
Penggunaan ICT pada UKM menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan mengingat manfaat potensial dalam proses binisnya. Namun, UKM di Indonesia ini dapat dinilai belum memaksimalkan manfaat potensial ini. Salah satu manfaat potensial ICT pada UKM adalah dapat menghasilkan produk dan layanan yang lebih berkualitas dan bisa bersaing di pasar global. Tanpa itu, UKM sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dan berpengalaman.
Proses penerapan ICT dalam UKM ini diperlukan peranan pemerintah seperti pelatihan ICT dari pemerintah, bantuan dana dan segala macam kebijakan yang mempermudah UKM dalam penerapan ICT pada UKM karena UKM memberikan kontribusi kepada ekspor dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia dan ICT memberikan manfaat potensial kepada proses bisnis UKM
tersebut. Maka dari itu, penerapan ICT dalam UKM sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan.

1 komentar: